Belajar CSS Dasar Part 1 : Mengenal CSS (Cascading style sheets)
Cascading Style Sheet (CSS) merupakan aturan untuk mengendalikan beberapa komponen dalam sebuah web sehingga akan lebih terstruktur dan seragam. CSS bukan merupakan bahasa pemograman.
Sama halnya styles dalam aplikasi pengolahan kata seperti Microsoft Word yang dapat mengatur beberapa style, misalnya heading, subbab, bodytext, footer, images, dan style lainnya untuk dapat digunakan bersama-sama dalam beberapa berkas (file). Pada umumnya CSS dipakai untuk memformat tampilan halaman web yang dibuat dengan bahasa HTML dan XHTML.
CSS dapat mengendalikan ukuran gambar, warna bagian tubuh pada teks, warna tabel, ukuran border, warna border, warna hyperlink, warna mouse over, spasi antar paragraf, spasi antar teks, margin kiri, kanan, atas, bawah, dan parameter lainnya. CSS adalah bahasa style sheet yang digunakan untuk mengatur tampilan dokumen. Dengan adanya CSS memungkinkan kita untuk menampilkan halaman yang sama dengan format yang berbeda.
CSS singkatan dari cascading style sheet adalah sebuah dokumen yang
berisi style untuk mengatur tampilan suatu halaman website agar lebih
menarik dan interaktif dengan tujuan menarik minat pengunjung. Para
desainer web menggunakan css untuk merapikan tampilan website agar
lebih menarik dan interaktif, dengan mengubah elemen tag html seperti
huruf, teks, background dan gambar.
Css bisa menggantikan fungsi table dalam penyusunan layout halaman
web menjadi lebih mudah dan ringkas. Dan css merupakan sebuah style
yang mampu berjalan di antara tag html yakni embedded style, perubahan
tampilan dari css berpengaruh terhadap tag html yang dibuat.
Sejarah CSS
Nama CSS didapat dari fakta bahwa setiap deklarasi style yang berbeda dapat diletakkan secara berurutan, yang kemudian membentuk hubungan ayah-anak (parent-child) pada setiap style. CSS sendiri merupakan sebuah teknologi internet yang direkomendasikan oleh World Wide Web Consortium atau W3C pada tahun 1996. Setelah CSS distandarisasikan, Internet Explorer dan Netscape melepas browser terbaru mereka yang telah sesuai atau paling tidak hampir mendekati dengan standar CSS.
Versi
Untuk saat ini terdapat tiga versi CSS, yaitu CSS1, CSS2, dan CSS3. CSS1 dikembangkan berpusat pada pemformatan dokumen HTML, CSS2 dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan terhadap format dokumen agar bisa ditampilkan di printer, sedangkan CSS3 adalah versi terbaru dari CSS yang mampu melakukan banyak hal dalam desain website. CSS2 mendukung penentuan posisi konten, downloadable, huruf font, tampilan pada tabel /table layout dan media tipe untuk printer. Kehadiran versi CSS yang kedua diharapkan lebih baik dari versi pertama dan kedua.
CSS3 juga dapat melakukan animasi pada halaman website, diantaranya animasi warna hingga animasi 3D. Dengan CSS3 desainer lebih dimudahkan dalam hal kompatibilitas websitenya pada smartphone dengan dukungan fitur baru yakni media query. Selain itu, banyak fitur baru pada CSS3 seperti: multiple background, border-radius, drop-shadow, border-image, CSS Math, dan CSS Object Model.
Penulisan
Kode CSS terdiri dari 3 bagian yaitu selector, property dan value:
Selector {property: value;}
Selector diletakkan terlebih dahulu, diikuti dengan property dan kemudian value. Tiap properti dengan valuenya dipisahkan dengan tanda titik dua dan berakhir dengan semi-kolon. Mereka juga diletakkan dalam braket keriting (curly bracket). Contohnya sebagai berikut:
Body {background-color:red;}
Selector: Elemen html apa yang di aplikasi di bagian ini.
Property: Apa yang akan dirubah pada bagian ini.
Value: Nilai pengaturannya.
Jangan meletakkan spasi diantara property value dengan unitnya karena hanya akan berfungsi pada Internet Explorer saja dan bukan pada Firefox maupun Opera.
CSS bisa diaplikasikan dengan 3 cara untuk dokumen HTML :
- Dengan cara menggunakan attribute style HTML (inline) – contoh:
<body style="background-color: yellow;">
- Dengan cara menyelipkan kode CSS nya diantara style tag (<style>) – contoh:
<html>
<head>
<title>Contoh</title>
<style type="text/css">body {background-color: yellow;}</style>
</head>
- Dengan cara menyelipkan kode CSS di file terpisah (external style sheet) dan terlink pada dokumen HTML. Link yang menghubungkan itu bisa dibuat dengan meletakkan barisan kode HTML dibawah ini yang diletakkan diantara head tag pembuka dan penutup pada dokumen HTML.
Contoh Berkas CSS :
<html><head><style type="text/css">body{background-color:#d0e4fe;}h1{color:orange;text-align:center;}p{font-family:"Times New Roman";font-size:20px;}</style></head><body><h1>CSS example!</h1><p>This is a paragraph.</p></body></html>
E. Sifat CSS
Ada dua sifat CSS yaitu internal dan eksternal. Jika internal yang dipilih, maka skrip itu dimasukkan secara langsung ke halaman website yang akan didesain. Kalau halaman web yang lain akan didesain dengan model yang sama, maka skrip CSS itu harus dimasukkan lagi ke dalam halaman web yang lain itu. (Wikipedia bahasa Indonesia, 2012)
Internal css adalah code css yang diletakan pada file pemanggil seperti HTML. internal css diletakan pada tag <style> dalam header tag <head>. penggunaan ini akan lebih efisien saat diterapkan pada sebuah file HTML saja yang membutuhkan sebuah css dan css tersebut diterapkan pada banyak elemen HTML. contoh penggunaannya :
<html>
<head>
<styletype=”text/css”>
p{color:white;font-style:oblique;}
body{bacground-color:black;}
</style>
</head>
<body>
<p>hallo</p>
</body>
</html>
Sifat yang kedua adalah eksternal di mana skrip CSS dipisahkan dan diletakkan dalam berkas khusus. Nanti, cukup gunakan semacam tautan menuju berkas CSS itu jika halaman web yang didesain akan dibuat seperti model yang ada di skrip tersebut. (Wikipedia bahasa Indonesia, 2012)
Style Sheet external adalah style sheet yang didefinisikan secara terpisah dalam file tersendiri. Dikarenakan pendefinisian file terpisah, maka harus diberikan ekstensi penyimpanannya dengan diakhiri .css ( contoh : style.css ) dan tidak perlu didefinisikan di dalam tag HTML. Sedangkan untuk dokumen HTML-nya harus dihubungkan menggunakan sebuah link untuk mengakses atau memanggilnya.
Sebagai contoh sederhana untuk mempraktikkan Cascade Style Sheet External dapat dicoba dengan mengetikkan kode program berikut ini :
H1 {
font-family : "comic sans ms";
font-size : 16px;
font-weight : bold;
color : blue;
}
P {
font-family : "monotype corsiva";
font-size : 12px;
font-weight : bold;
color : red;
text-align : justify }
body {
font-family : verdana;
font-size : 12px;
background-color : green;
}
Lalu simpan dengan nama style.css
Setelah itu, ketikkan kode program untuk membuat dokumen HTML berikut ini dan simpan dengan nama filehtml.html agar dapat memanggil Cascade Style Sheet yang telah dibuat terpisah tadi.
<html><head><title>Membuat CSS External</title><link rel="stylesheet" type="text/css" href="style.css"></head><body><h1>Contoh penggunaan Cascade Style Sheet External</h1><p> Style Sheet external adalah style sheet yang didefinisikansecara terpisah dalam file tersendiri. Dikarenakan pendefinisian fileterpisah, maka harus diberikan ekstensi penyimpanannya dengandiakhiri .css ( contoh : external.css ) dan tidak perlu didefinisikan didalam tag HTML. Sedangkan untuk dokumen HTML-nya harusdihubungkan menggunakan sebuah link untuk mengakses ataumemanggilnya.</p></body></html>
Itu saja yang saya ketahui tentang CSS dan jika ingin lebih tau tentang CSS silhakn kunjungi http://www.w3schools.com/css/default.asp .
selamat mencoba
like
ReplyDelete